Minggu, 20 Desember 2015

Wajah Kota Kita

                         Wajah Kota Kita
    (Tema : Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan )

Kota merupakan wilayah metropolitan dan merupakan pusat perekonomian serta segala hal yang berkaitan dengan kehidupan. Kehidupan di kota bisa menjadi trend setter bagi wilayah lainnya. Banyak penduduk yang tergiur untuk pindah ke kota dengan berbagai alasan, mulai dari mencari nafkah, hingga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Masyarakat dari berbagai kalangan yang berbondong-bondong pergi ke kota, semakin menambah keberagaman lapisan masyarakat. Manusia dengan beragam ras, suku, golongan, agama, dan warna kulit banyak kita temui di sana. Bahkan, perbedaan ekonomi dan tingkat pendidikanpun beragam.
Keberagaman lapisan masyarakat tersebut menjadikan penduduk kota memiliki beragam mata pencaharian. Setiap kalangan memiliki potensi dan kemampuan masing-masing. Selain itu, tingkat pendidikan yang cukup tinggi juga menyebabkan masyarakat kota memiliki  keterampilan dan pengetahuan yang luas, sehingga banyak terciptalapangan kerja, seperti pegawai kantoran, pedagang, buruh, jasa, dan lain-lain.
Sebagai pusat perekonomian, di kota banyak didirikan industri-industri di berbagi bidang, seperti industri tekstil, kertas, baja, makanan, minuman, dan lain-lain. Hal tersebut selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota , juga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.  Dengan banyaknya industri, maka banayk juga tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga angka pengangguran bisa ditekan.
Selain itu, perkembangan teknologi di kota juga berkembang dengan pesat, karena teknologi sangat diperlukan dalam pengembangan diberbagai bidang dan memudahkan masyarakat dalam melakukan segala aktivitasnya. Meskipun harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkannya, namun dengan kemajuan teknologi, manusia bisa melakukan segala sesuatu dengan mudah, cepat, dan tentunya tanpa membuang waktu dan tenaga. Sebagai contoh, untuk bepergian ke tempat jauh, manusia cukup naik sepeda motor, mobil, atau angkutan umum, tanpa harus bersusah payah jalan kaki.
 Kota identik dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Diberbagai sudut kota, puluhan hingga ratusan gedung-gedung terlihat disepanjang jalan dengan tingkat ketinggian dan pola bangunan yang beragam. Hotel, apartement, kantor, hingga mall-mall besar menghiasi wilayah kota dengan gemerlapnya. Manusia seakan-akan berlomba-lomba untuk mendirikan bangunan setinggi-tingginya.
Dari beberapa ciri diatas, ciri yang paling menonjol dari masyarakat kota adalah sikap individualisme. Adanya perbedaan status sosial, ekonomi, bahkan tingkat pendidikan menyebabkan banyak masyarakat kota memiliki sifat individualisme. Kegotongroyongan sudah jarang ditemui. Bahkan pertemuan langsung secara tatap muka sudah jarang terjadi, karena adanya komunikasi lewat telepon, handphine, e-mail, dan lain-lain. Selain itu, karena tingkat pendidikan yang cukup tinggi, masyarakat kota cenderung berusaha menyelesaikan segala persoalannya sendiri, tanpa meminta bantuan orang lain.
Selain individualisme, ciri kedua yang paling menonjol yaitu materialistis. Setip orang selalu berusaha untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari orang lain, bahkan setinggi-tingginya.  Mereka tidak pernah puas dengan apa yang telah mereka miliki. Mereka selalu berupaya untuk memperkaya diri. Karena dengan kekayaan, mereka bisa mendapatkan materi yang mereka inginkan.
Dengan berbagai karakteristik tersebut, timbul beberapa masalah dalamkehidupan masyarakat kota. Salah satunya adalah kepadatan penduduk yang tidak terbendung lagi. Masyarakat dari berbagai daerah dan beragam tujuan yang datang ke kota menjadikan kota semakin padat, sehingga kebutuhan akan lahan untuk mendirikan tempat tinggalpun semakin bertambah. Lambat laun, lahan kosongpun semakin sulit dicari. Hingga akhirnya masyarakat yang tidak mendapat tempat tinggal rela untuk tinggal didaerah-daerah pinggiran dan daerah aliran sungai tanpa seizin pemerintah. Karena kurangnya kesadaran akan kebersihan, banyak masyarakat tersebut membuang sampah sembarangan dan acuh terhadap keadaan sekitarnya, sehingga daerah-daerah tersebut berubah menjadi lingkungan yang kumuh, yang dapat mengganggu pemandangan dan merusak keindahan kota.
Permasalahan yang kedua adalah polusi. Semakin banyaknya penduduk kota menyebabkan lahan kota semakin berkurang. Hutan ditebang dan dijadikan pemukiman. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya populasi pohon dan tumbuhan hijau di kota. Sehingga polusi pun semakin tak terkendali, karena tidak adanya tumbuhan yang bisa menyerap karbondioksida di udara. Selain itu, polusi air dan tanahpun menjadi permasalaha serius di kota.
Selain polusi, kemacetan merupakan permasalahan yang dihadapi dihampir semua kota di Indonesia. Kepadatan penduduk dan sikap materialistisnya menyebabkan setiap individu merasa perlu untuk memiliki kendaraan pribadi, sehingga jalananpun padat akan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kemacetanpun tak terelakkan.
Padatnya penduduk mengakibatkan semakin bertambahnya para pencari kerja di kota, sedangkan jumlah lapangan kerja tak sebanding dengan jumlah para pencari kerja, sehingga banyak masyarakat kota yang mengalami pengangguran. Terjadinya pengangguran akibat sulitnya mencari kerja, mengakibatkan kebutuhan hidup masyarakat tak dapat dipenuhi, sehingga satu-satunya jalan yang paling mudah dan cepat adalah melakukan kriminalitas. Pencopetan, pencurian, perampokan bank, toko, dan rumah-rumah pun marak terjadi. Dampak pengangguran lainnya adalah kemiskinan.
Permasalahan lainnya adalah kehidupan keagamaan yang semakin berkurang. Kesibukan masyarakat kota menyebabkan mereka lalai untuk menjalankan kewajiban mereka kepada Tuhannya. Waktu mereka terkuras habis dalam dunia kerjanya. Keluargapun dilupakan. Kehidupan keagamaan yang semakin berkurang dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya mengakibatkan mereka terjerumus dalam pergaulan bebas yang nantinya bisa merusak kehidupan mereka sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar