LATAR BELAKANG
Manusia
didunia ini dihadapkan pada dua cobaan yaitu cobaan yang mengembirakan dan
cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupata tahapan dan rintangan yang
menguji manusia dalam kehidupan apabila mampumenyelesaikan dengan baik akan
mewndapatkan pahala dan bila mengingkarinya ketentuan yang ada akan
tenggelam dalam penderitaan di akhirat kelak.
Terkadang
manusia terbuai pada kegembiraan, padahal kegembiran juga cobaan. Manusia
seringkali tergelincir akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui
batatas dan berujung pada penderitaan. Sementara ada pula yang
menghadapi cobaan yang menyusahkan namun tidak kuat menjalani cobaan. Orang
tersebut menjadi frustasi dan meluapkan emosi tanpa kontrol. Sikap seperti itu
malah semakin menambah penderitaan. Adapula ketika merasa kesabaran sudah
dibatas perjuangan berhenti melakukan perjuangan padahal keinginan yang
diharapkan selangkah lagi tercapai sehingga tetap pada pendedritaan
dan menyesal ketika harapan yang dicitakan berlalu begitusaja dihadapanya. Ada
pula yang menjalani hidup dengan sikap noverkonviden (bermain aman), tidak mau
menghadapi masalah atau lari ndari masah namun yang terjadi mendapati pada
suatu penderitaan. Ada pula yang mencoba berkelik dari masalah dan hanya
mengincar kebahagiaan dunia namun di akhirat berujung pada penderitan.
Manusia
dan penderitaan
A. Pengertian
Penderitaan
Penderitaan
adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata
derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap
manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita
apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk
realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat,
ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang
bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula
yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum
tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang
kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut
agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan
dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami
kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat
adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia
merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan
adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga
menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
B. Pengertian
Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik
fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture)
digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik
secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi,
atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat
disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara
interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai
metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap
sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan
rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
1.
Kebimbangan.
2.
memiliki arti tidak
dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
3.
Kesepian.
4.
merupakan rasa sepi
yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan
orang ramai.
C. Pengertian
Phobia
Menurut istilah Phobia berasal dari
bahasa Yunani yaitu “phobos” yang memiliki arti lari, takut, panik yang sangat
hebat. Sedangkan untuk penjelasannya phobia adalah keadaan ketakutan atau
kepanikan yang sangat hebat tanpa sebab kepada sesuatu bisa berupa benda,
orang, maupun suatu kegiatan yang sebenarnya tidak berbahaya jika dipandang
oleh orang lain. Pengidap phobia akan terus menerus menghindar dan berlari dari
sesuatu yang ia takuti sehingga hal ini akan mempengaruhi terhadap kegiatan
pengidap.
Berdasarkan kategorinya phobia
dibedakan menjadi 3 kategori yaitu:
1.
Phobia khusus, yaitu
ketakutan terhadap suatu benda akat keadaan tertentu seperti takut kegelapan,
ketinggian, takut akan ular, dsb
2.
Phobia social, yaitu
takut akan berbagai macam penilaian orang lain terhadap kita, takut tampil d
depan umum dan lain-lain.
3.
Dan yang terakhir
adalah Agoraphobia, yaitu rasa takut yang dialami pengidap ketika berada di
tempat terbuka atau berada di suatu keadaan yang ramai.
Akan tetapi sebenarnya jenis phobia
ada banyak sekali. Salah satunya adalah phobia terhadap kegelapan
(Achluophobia), phobia atau takut terhadap darah (Hemaphobia), takut ketinggian
(Hypsiphobia) dan masih banyak lagi.
D. Pengertian
Ketakutan.
Ketakutan adalah sebuah sesuatu
yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut
sebagai phobia.
penyebab seseorang merasakan
ketakutan, antara lain:
·
Claustrophobia dan
agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
·
Gamang adalah rasa
takut akan tempat yang tinggi.
·
Kegelapan adalah
rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
·
Kesakitan merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
·
Kegagalan ketakutan
dari seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan.
E. Pengertian
Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan pada orang
yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1.
nampak pada jasmani
yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2.
nampak pada kejiwaannya
dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
3.
Selalu iri hati dan
curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi
sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan
bunuh diri.
4.
Komunikasi sosial putus
dan ada yang disorientasi social
5.
Kepribadian yang lemah
atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah
diri, ( orang-orang melankolis)
6.
Terjadinya konflik
sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan
lingkungan masyarakat.
Tahap – tahap gangguan jiwa :
- Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
- Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
- Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
- Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
- Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
- Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental :
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
- Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
- Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Proses – proses kekalutan mental:
- Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
- Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan
F. Hubungan
Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya,
dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau
dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri
maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi
kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan
tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan
pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang
menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan
waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang
menentukan hasilnya.
G. Pengaruh
Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup
Manusia
Penderitaan mungkin
akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang
timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa
dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak
jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang
siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan
mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan
dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang
yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a)
Fisiknya sering merasa
pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b)
Jiwanya sering
menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi,
motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan mental
bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah
akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut
merasa rendah diri.
Contoh–contoh
Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
- Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
- Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
- Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
- Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
Sumber referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar