BAB I
TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR
A. PENDAHULUAN
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata
kuliahyang menbicarakan tentang nilai-nilani, tentang kebudayaan, tentang
berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari.Mata
kuliah ini di harapkan agar lulusan perguruan tinggi kita dari semua jurusan
dapat mepunyai suatu kesamaan bahan pembicaraan. Adanya kesamaan ini dapat di
harapkan, agar interelasi antara intelektuil kita leih sering dengan akibat
yang positif bagi pembangunan Negara kita pada umumnya dan perbaikan pendidikan
khususnya.
Diharapkan agar mata kuliah ini dapat menjadi semacam
“lingua franca” bagi para akademis dari berbagai lapangan ilmiah. Dengan
memiliki suatu bekal yang sama ini diharapkan agar para akademis apat lebih
lancer berkomunikasi. Kelancaran berkomunikasiini selanjutnya akan memperlancar
pula pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang di tangani oleh para
cendikiawan dari berbagai lapangan keahlian itu. Dengan itu pula mahasiswa
diharapkan nantinya memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang
kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat mendalaminya lebih
lanjut, agar dengan demikian mahasiswa di harapkan turut mendukung dan
mengembangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
Latar belakang diberikanya mata kuliah IBD, selain melihat
konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan d pergururan
tinggi, dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana.
B. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM
Ilmu budaya dasar merupakan salah satu komponen
dari sejumlah mata kuliah dasar (MKDU) yang merupkan mata kuliah wajib di semua
perguruan tinggi. Baik yang sifatnya eksasta maupun yang non ekstanta.
Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga Negara
sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :
1. Berjiwa pancasila
2. Takwa terhadap tuhan yang maha esa
3. Memeliki wawasan komprehensip dan pendekatan integral
4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupa
bermasyarakat.
Jadi, pendididkan umum yang menitikberatan pada usaha untuk
mengembangkan kepribadian mahasiswa. Serta betujuan untuk mengembangkan
keahlian mahasiswa dalam bidang atau disiplin ilmunya.
C. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang
di harapkan dapat memberikan pengetahun dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusi dan
kebudayaan.Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai
pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The
Humanities”. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin
humanus yang bia diartikan manusia,berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus.
Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bhwa ilmu pengetahuan
di kelompokan dalam tiga kelompok besar , yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural science)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal
itu di gunakan metode ilmiah.
2. Ilmu-ilmu social (social science)
Ilmu-ilmu social bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk
mengkaji hal itu di guanakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu
alamiah.
3. Pengetahuan budaya (the humanities)
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu di gunakan
metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyatan yang bersifat
unik, kemudian di beri arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) di batasi sebagi
pengetahuan yang mencakup keahlian disiplin seni dan filsafat.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu
budaya dasar dalam bahasa inggris di sebut dengan Basic Humaities.
pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk
berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang
budaya, melainkan mengenai pengethuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji msalah-masalah dan budaya
D. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan
usaha yang di harapkan di kembangakan untuk mengkaji mslah-masalah manusia dan
kebudayaan. Ilmu budya dasar semata-mata sebagai salahsatu usaha mengembangkan
kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan
alam sekitarnya. Maupun menyangkut dirinya sendiri.
Ilmu budaya dasar diharapkan dapat :
·
Mengusahakan penajaman kepekatan mahasiswa
terhadap lingkungan budaya
·
Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
memperluas pndangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan kebudayaan serta
mengembangkan daya kritis,
·
Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon
pemimpin bangsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing.
·
Mengushakan wahana komunikasi para akademisi
agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.
E.Perbedaan antara IBD dan IPS
Perbedaan antara Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Pengetahuan
Sosial, yaitu :
·
Ilmu Budaya Dasar diberikan pada tingkat
perguruan tinggi sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan pada tingkat
pendidikan dasar maupun tingkat pendidikan lanjutan menengah pertama sampai
menengah atas.
·
Ilmu Budaya Dasar merupakan matakuliah tunggal
artinya tidak memiliki kelompok mata pelajaran sedangkan Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah kelompok dari sejumlah mata pelajaran diantaranya Sejarah,
Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan lain-lain.
·
Ilmu Budaya Dasar bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial
bertujuan untuk pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
F.Persamaan antara IBD dan IPS
Persamaan dari keduanya antara lain adalah :
·
Keduanya merupakan bahan studi untuk kepentingan
program pendidikan atau pengajaran
·
Keduanya bukan merupakan disiplin ilmu yang
berdiri sendiri
·
Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari
kenyataan sosial dan permasalahan sosial
G. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Ada 2 masalah pokok yang menjadi bahan pertimbangan untuk
menentukan ruang lingkuo kajian mata kuliah imu budaya dasar , yaitu :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapkan
masalah kemanusiaan dan berbudaya yng dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya.
2. Hakekat manusia yang satu tau universal, akan tetapi yang
beraneka ragam perwujudannya dalam kehidupan masing-masing jaman dan tempat.
Memilik kedua masalah pokok yang bias dikaji dalam mata
kuliah ilmu budya dasar tersebut diatas nampak dengan jelas bahwa manusia
menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
- Manusian dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusisa dan penderitaan
- Manusia dn keadilan
- Manusia dan pandangan hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan.
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya yang
tercakuo dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mngenai cinta, misalnya, terdapat
dalam karya sastra, tarian, musical, ilsafat, lukisan, patung dan sebagainya.
Ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu tari, ilmu
filsafat dan lain ilmu yang terdapat dalam pengetahuan budaya. Ilmu budaya
dasar hanya mempergunkan karya-karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya
untuk mendekti masalah-masalah kemanusiaan dan budaya.
BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. Manusia
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan
dapat di pandang dari berbagai macam segi. Dalam ilmu ekstra manusia dimpandang
sebagai kumpulan partikel atom yang membentuk suatu jaringan sistem yang di
miliki manusia (ilmu kimia), manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan dan
lain-lain. Dari definisi-definisi tersebut kita dapat melihat bahwa manusia
selain dapat di pandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk
menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia itu sendiri
dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
·
Jasad, yaitu : badan kasar manuasia yang dapat
di raba dan menempati ruang dan waktu
·
Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang di
tandai dengan gerak.
·
Ruh yaitu
: bimbingan dan pimpinan dari
tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami
kebenaran.
·
Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu
kesadaran tentang diri sendiri
B. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a. Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive
dan paling tidak Nampak. Id merupakan libido murni, atau energy psikis yang
menunjukan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
b.Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang
pertama kali di bedakan dari Id, sering kali di sebut sebagai kepribadian
“eksekutif” karena perannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran
sosial yang dapat di mengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan struktur kepribadian yang
paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Di bandingkan dengan Id
dan ego, yang berkembang secara internal dalam individu,superego terbentuk dari
lingkungan eksternal. Kode moral positif di sebut ego ideal, suatu
perwakilan dari tingkah laku yang tepat bagi individu untuk di lakukan.
Dari uraian di atas dapat mengkaji aspek tindakan manusia
dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur-unsur manusia.Seringkali,
misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai
masyarakat dapat di identifikasikan bahwa orang tersebut lebih di kendalikan
oleh Id di banding super Egonya, atau seringkali ada kelainan yang terjadi pada
manusia.
C. Hakekat
Manusia
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa
sebagai salah satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat,di raba,di rasa,
wujudnya kongrit tetapi tidak abadi.Jika manusia meninggal, tubuhnya hancur dan
lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh tidak dapat dilihat,tidak dapat di raba,
sifatnya abstrak tetapi abadi.jika manusia meninggal jiwa lepas dari tubuh dan
kembali ke asalnya yaitu Tuhan.
b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika di
bandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena
manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal,perasaan, dan kehendak yang
terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada
dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat di
manusia ataupun binatang, perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya
terdapat pada manusia misalnya :
· Perasaan intelektual, yaitu petasaan yang
berkenaan dengan pengetahuan.
· Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan
dengan keindahan.
· Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan kebaikan.
· Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
· Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan
kehidupan orang lain.
· Perasaan religious, yaitu perasaan yang
berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
Adanya kehendak dari
setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral.
c.Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi
faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat di
pelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial,
kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa dan sebagainya.
d.Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan
(ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan
berkarya Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran
“eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah
mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi).
Hidup manusia mempunyai tiga syaraf, yaitu estetis, etis dan
religius.
D. Pengertian
Kebudayaan
Dua orang antropolog termuka yaitu Melville J. Herkovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala
sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat di tentukan adanya oleh kebudayaan
yang di miliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang superorganic, karena kebudayaan yang turun menurun dari generasi ke
generasi hidup terus.
Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta
berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin,
kebudayaan berasal dari kata colere yang berarti mengolah tanah.Seorang
antropolog yaitu E.B Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut :
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta
kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai angotta masyarakat.
- Selo Sumarjan dan soelaeman Soeardi merumuskan kebudayaan
sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
- Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan
adalah manifestasi dari cara berfikir.
- Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan antara lain
berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus diibiasakan
dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
- A.L krober dan C.Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan
adalah menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas
luasnya.
Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hekekat kebudayaan
terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideology,
sistem sosial dan sistem teknologi.
E.Unsur-Unsur
Kebudayaan
Yang di maksud dengan unsur di sini adalah apa saja
sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan disini lebih mengandung makna
totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
Beberapa orang sarjana, telah mencoba merumuskan unsur-unsur
pokok kebudayaan misalnya Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang
unsur kebudayaan.di katakana bahwa ada empat unsur dalam kebudayaan yaitu
alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan
Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu terdiri dari sistem norma
organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan
organisasi kekuatan.
C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories
Of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :
·
Sistem Religi (sistem kepercayaan).
·
Merupakan produk manusia sebagai homo religious.
·
Sistem organisasi kemasyarakatan.Merupakan
produk homo socius.
·
Sistem pengetahuan .Merupakan produk manusia
sebagai sapiens.
·
Sistem mata pencarian hidup dan sistem-sietem
ekonomi.Merupakan produk manusia homo economicus menjadikan tingkat
kehidupan anusia secara umum terus meningkat.
·
Sistem Teknologi dan Peralatn, Merupakan produk
dari manusia sebagai homo faber.
·
Bahasa.Merupakan produk dari manusia sebagai
homo longuens.
·
Kesenian. Merupakan hasil dari manusia sebagai
homo aesteticus.
F. Faktor- faktor
yang mempengaruhi perubahan kebudayaan di bagi menjadi dua golongan
sebagai
berikut:
A. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
masyarakat sendiri, antara lain sebagai berikut:
1. Bertambahnya atau berkurangnya penduduk . Pertumbuhan
penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat
seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu
pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan-
kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Padahal sumbersumber pemenuhan
kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan imbul masalah sosial seperti
pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi ini akan
mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas sosial. Selain itu,
berkurangnya penduduk yang diakibatkan oleh migrasi dan urbanisasi akan
mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan kerja,
sehingga akan memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2. Adanya penemuan baru (discovery)
Penemuan baru dalam masyarakat di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.
3. Pertentangan (konflik) masyarakat
Dalam interaksi sosial di masyarakat yang heterogen dan dinamis,
pertentangan-pertentangan (konflik) mungkin saja terjadi baik antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Apalagi pada masyarakat yang berkembang dari masyarakat tradisional ke
masyarakat modern akan selalu terjadi pertentangan, misalnya golongan muda yang
ingin mengadopsi budaya asing, golongan tua yang tetap mempertahankan tradisi
lama. Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku dan
interaksi yang baru di masyarakat tersebut.
4. Terjadinya pemberontakan (revolusi)
Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan mendasar
yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Revolusi akan berpengaruh besar
pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pengaruh tersebut
mulai dari lembaga negara sampai keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan
yang mendasar. Contohnya revolusi industri di Inggris, revolusi Perancis,
revolusi fisik tahun 1945 di Indonesia.
B. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
masyarakat, antara lain berikut ini:
1. Lingkungan alam fisik
Salah satu faktor penyebab perubahan yang bersumber dari
lingkungan alam seperti terjadinya bencana alam banjir, longsor, gempa bumi,
kebakaran hutan, dan sebagainya. Di daerah yang terkena banjir menyebabkan
masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut terpaksa harus mencari tempat
tinggal baru, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
barunya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga
masyarakat.
2. Peperangan
Peperangan antara negara satu dengan negara yang lain kadang
bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga
kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang
memaksakan nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang dianutnya kepada negara
yang kalah.
Contohnya rakyat Indonesia saat kalah melawan Belanda.
Belanda memaksakan penerapan sistem pemerintahan kolonial menggantikan sistem
pemerintahan kerajaan yang dianut sebagian besar daerah-daerah di Indonesia.
Hal itu berakibat terjadinya perubahan-perubahan pada struktur lembaga
kemasyarakatan.
3. Pengaruh kebudayaan lain
Di era globalisasi ini tidak ada satupun negara yang mampu
menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa lain. Interaksi yang dilakukan
antara dua negara mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh lain
kadang juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian akan
timbul suatu nilai-nilai sosial budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau
akulturasi kedua budaya. Dalam kaitannya dengan pengaruh kebudayaan masyarakat
lain, dikenal istilah-istilah sebagai berikut:
a. Akulturasi (cultural contact)
Akulturasi adalah suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan
dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing
tersebut melebur/menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak
menghilangkan ciri kebudayaan lama.
Hal-hal yang biasa terjadi dalam akulturasi seperti berikut:
·
Substansi, yaitu unsur kebudayaan yang ada
sebelumnya diganti, dan melibatkan perubahan
·
struktural yang kecil sekali.
·
Sinkretisme, yaitu unsur-unsur lama bercampur
dengan yang baru dan membentuk sistem yang baru.
·
Adisi, yaitu unsur-unsur baru ditambahkan kepada
unsur yang lama.
·
Dekulturasi, yaitu hilangnya bagian substansial
sebuah kebudayaan.
·
Orijinasi, yaitu tumbuhnya unsur-unsur baru
untuk memenuhi kebutuhan situasi yang berubah.
·
Rejection (penolakan), yaitu perubahan yang
sangat cepat, sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya,
menyebabkan penolakan, pemberontakan, dan gerakan pembangkitan.
b. Difusi
Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu
tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke
masyarakat lain. Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan.
Difusi dapat dibedakan ke dalam jenis berikut.
1. Difusi intra-masyarakat
Difusi intra-masyarakat dipengaruhi hal-hal berikut.
•) Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat bagi masyarakat.
•) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi (untuk
diterima/ditolak).
•) Unsur yang berlawanan dengan unsur fungsi lama akan
ditolak.
•) Kedudukan penemu unsur baru ikut menentukan penerimaan.
•) Ada tidaknya batasan dari pemerintah.
2. Difusi antarmasyarakat
Difusi antarmasyarakat dipengaruhi hal-hal
berikut.
•) Kontak antarmasyarakat tersebut.
•) Kemampuan mendemonstrasikan.
•) Kegunaan.
•) Menyaingi unsur lama atau mendukung.
•) Peran penemu dan penyebarannya.
•) Pemaksaan.
3. Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara
paksa, sehingga kebudayaan lama kalah. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan
kebudayaan lama, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau
tidak saling memengaruhi. Hal yang demikian disebut hubungan symbiotic.
4..Invasi
Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam
kebudayaan setempat, dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap
bangsa lain.
5. Asimilasi
Asimilasi adalah proses penyesuaian (seseorang/ kelompok
orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik
asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan.
6.Hibridisasi
Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh
perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.
7. Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang
berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama
menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.
8. Adaptasi
Adaptasi adalah proses interaksi antara perubahan yang
ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan
oleh lingkungan pada organisme (penyesuaian dua arah).
9. Imitasi
Imitasi adalah proses peniruan kebudayaan lain tanpa
mengubah kebudayaan yang ditiru
sumber: